Laporkan Penyalahgunaan

Widget HTML #1

Widget HTML (label produk)

Widget HTML (label jasa)

Widget HTML #3

Kusta dan Disabilitas Identik dengan Kemiskinan, Benarkah?

 

Kusta dan Disabilitas Identik dengan Kemiskinan, Benarkah?

Beberapa hari lalu, lewat di story teman-teman flyer acara yang diadakan oleh radio KBR, dengan judul, “Kusta dan Disabilitas Identik dengan Kemiskinan, Benarkah?” menghadirkan dua narasumber, Sunarman Sukamto, Amd dan Dwi Rahayuningsih serta moderator mbak Debora, dengan judul yang menarik untuk disimak.

Akhirnya, aku juga ikut berbagi flyer dan menyimak live streaming pada Rabu, 28 September 2022 pukul 9 – 10 WIB. Agar informasinya menyebar, aku share apa yang telah aku dapatkan pada moment tersebut. Kira-kira bener gak ya, Kusta dan Disabilitas Identik dengan Kemiskinan? Kalau menurut teman-teman bagaimana, simak yuk!

Indonesia Memiliki Kasus Kusta Tertinggi Ketiga di Dunia

Dari data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia per tanggal 24 Januari 2022, diungkapkan bahwa jumlah kasus kusta terdaftar sebesar 13.487 kasus dengan penemuan kasus baru sebanyak 7146 kasus. Oleh sebab itu Indonesia disebut-sebut sebagai Negara yang memiliki kasus kusta tertinggi di dunia.

Ketika menyimak hal ini ada rasa sedih ya, apalagi disebutkan bahwa salah satu sebabnya adalah:

  1. Adanya keterlambatan penemuan dan penanganan kusta
  2. Ketidaktahuan masyarakat tentang tanda kusta
  3. Stigma terhadap penyakit tersebut membuat kesadaran untuk memeriksakan diri orang dengan gejala kusta menjadi rendah

Karena ketiga hal tersebut diatas penularan kusta terus terjadi dan kasus disabilitas kusta menjadi tinggi.

Parahnya lagi, setelah tertular ada rasa ketidakpercayaan diri yang membuat para penyintas kusta sulit kembali ke masyarakat. Ada pengabaian, ada seperti sekat ketika mereka berbaur, apalgi untuk bekerja. Sehingga untuk mencapai taraf hidup yang inklusif dan lingkungan inklusif hanya akan menjadi sebuah impian.

Upaya Pemerintah

Lalu bagimana upaya pemerintah? Dalam hal ini nara sumber yang akrab disapa, pak Maman menjelaskan upaya-upaya pemerintah memang selama ini masih dominan upaya kesehatan belum ada upaya secara intensif serta kolaborasi lintas Kementerian lembaga dan daerah itu untuk mengatasi.

Ruang Publik KBR berbica tentang Kusta

Beliau menambahkan bahwa, kusta dan disabilitas tidak hanya isu kesehatan meliputi isu sosial, unsur ekonomi lingkungan diperlukan upaya bersama, kesadaran bersama untuk berkolaborasi lintas Kementerian lembaga dan pemerintah daerah. Lalu, melibatkan disabilitas dan teman-teman OYMK orang yang sedang dan pernah mengalami kusta sebagai agen-agen perubahan-perubahan.

Sehingga kusta dan disabilitas  tidak identik dengan kemiskinan.

Menurut data yang diuraikan mbak Dwi Rahayuningsih penyandang disabilitas fisik dimana teman-teman yang memiliki penyakit kusta termasuk di dalamnya ada di angka 15,26%. Jelas sekali memang tingkat kemiskinan penyandang disabilitas termasuk penyandang disabilitas kusta itu memang masih masih relatif lebih tinggi.

Mbak Dwi menambahkan bahwa alasan kusta dan disabilitas identik dengan kemiskinan adalah Stigma Masyarakat, yang membatasi menyandang disabilitas untuk bisa lebih banyak berkontribusi, berpartisipasi dalam beberapa aktivitas sosial.

Stigma tersebut juga mempengaruhi akses pendidikan, akses kepada Ketenagakerjaan kewirausahaan sera sulit mengakses modal dari lembaga keuangan.

Apa saja Program Pemerintah?

Terkait penanggulangan kemiskinan bagi penyandang disabilitas, Mbak Dwi menjelaskan bahwa ada beberapa program yang sudah dijalankan melalui Kementerian Sosial seperti:

  • Bantuan sembako yang ditujukan untuk penyandang disabilitas termasuk kusta yang masuk kategori miskin.
  • Program bantuan asistensi rehabilitasi sosial dan juga penyaluran alat bantu
  • Program kemandirian, agar dapat mengakses program-program dari Kementerian Sosial Kementerian
  • Menyelenggarakan shelter ekskul

yaitu penyediaan tempat bagi mereka yang pernah mengalami kusta ini antara lain ada di Jawa Timur ini ada di Dusun sumber Glagah Desa Tanjung Kenongo. Kemudian ada juga di desa Banyumanis di Jawa Tengah dan terdapat Kompleks penderita kusta di Kota Makassar.

  • Melalui Rencana aksi nasional penyandang disabilitas

Lebih lanjut pemerintah juga membuat kebijakan program  guna peningkatan pemberdayaan masyarakat termasuk kesejahteraan untuk penyandang disabilitas. Melalui rencana aksi nasional penyandang disabilitas lebih fokus bagaimana memperluas jangkauan bantuan sosial dan juga perlindungan sosial seperti jaminan kesehatan dan lain-lain.

Kemudian kolaborasi dengan memberikan kuota minimum untuk perusahaan dan juga pemerintah termasuk ke BUMN dan BUMN BUMD untuk mempekerjakan penyandang disabilitas. Untuk perusahaan swasta kuota minimumnya adalah 1% dan untuk pemerintah dan BUMN sebanyak 2%.

  • Program peningkatan layanan keuangan inklusif. Yaitu untuk penyandang disabilitas diberikan akses memperoleh layanan keuangan untuk kegiatan permodalan.
  • Serta, kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk peningkatan pemberdayaan penyandang disabilitas misalnya untuk pemberian pelatihan kewirausahaan manajemen dll.

Bagaimana Kusta dan Disabilitas Keluar dari Kemiskinan?

Yang dilakukan adalah merubah stigma pada masyarakat tentang Kusta dan disabilitas. Tidak menyudutkannya serta mempermudah akses pendidikan, ekonomi dan kesejahteraan.

Kemudian, Memberikan motivasi, keterampilan sehingga rasa minder hilang. Supaya lebih produktif lagi insya allah kusta dan disabilitas tidak identic lagi dengan kemiskinan.

Bagaimana Kusta dan Disabilitas Keluar dari Kemiskinan?

Aku sendiri di kelilingi teman-teman dari segi fisik kurang beruntung. Namun, semangat dan kerja kerasnya membuktikan kalau mereka bisa sama bahkan melebihi diriku. Mereka lebih dulu menjejaki dan berkarya di dunia digital. Sebagai penulis dan konten creator.

Tidak hanya berhasil ikut berbagai job, bahkan mereka menjadi coach yang diundang diberbagai event. Dua dari temanku tersebut juga membina keluarga, punya anak yang sholeh dan sholehah. Kehidupan mereka jadi inspirasi banyak orang.

Tapi kurasa mereka tidak ujuk-ujuk menjadi besar. Ada jatuh. Ada rasa sakit ketika sebagian orang mengabaikan. Namun, mereka membuktikan bahwa rasa minder bisa diatasi, dengan kerja keras serta rasa yakin menghantarkan kusta dan disabilitas mencapai taraf hidup yang layak seperti kebanyakan.

Penutup

So, apakah kusta dan disabilitas identik dengan kemiskinan? Semoga saja Allah permudah jalan hidupku, mereka, dan kita. Serta Pemerintah memberikan wadah dan pelatihan, mempermudah akses pendidikan, ekonomi serta modal agar dapat berkarya, produktif dan bermanfaat! Aamiin.

Ide dan Cerita
Tempat sharing ide agar menjadi cerita untuk anak cucu. Untuk kerja sama bisa contact momblogger45@gmail.com

Related Posts

Posting Komentar