![]() |
Sumber gambar: @dipsuarsyaf |
Beberapa hari yang lalu fyp
diberandaku, tentang beramai ramai ODGJ makan di sebuah warung bakso, tetapi
yang bikin netizen penasaran adalah, semuanya terlihat tenang sedang antri
menunggu bakso terhidang. Mereka tidak berteriak-teriak, marah-marah, tertawa
atau tantrum sebaliknya mereka kompak tertib dan teratur, yang membedakan
mereka dengan orang pada umumnya adalah pandangannya masih terlihat kosong.
Kata pembuat konten mereka adalah ODGJ yang telah dirawat,
mereka sudah stabil, mereka menurut jika disuruh mandi ya mandi, disuruh antri
makan ya antri. ODGJ kalau diperlakukan baik juga akan baik dan nurut.
Sebelum relawan tersebut, jauh hari seorang dokter
memperjuangkan kesehatan ODGJ di Riau. Dengan semangat yang kuat, niat yang tulus
ia banyak membantu pasien ODGJ dari kalangan marjinal untuk terus berjuang
sembuh. Dalam postingan instagram sang dokter, di @dipsuarsyaf, ia berbagi
pemikiran bahwa:
Melepaskan dahaga. Harapan akan utopis kesehatan, sebuah sistem dimana kesehatan adalah hak yang dapat diakses oleh setiap warga negara, tanpa terkecuali apalagi dhuafa, kini terasa begitu nyata dan mendesak.
Dr. Pradipta Suarsyah
Dr. Pradipta Suarsyaf, sebenarnya memiliki gelar yang sangat
panjang Dr. Pradipta Suarsyaf MMRS, MPM, Dipl. BA, FRSPH, FISQua, FAAPM, SCL. Gelar
yang sangat banyak itu membuat dia semakin rendah hati, rasa peduli sosialnya
tinggi.
Ketika ia menjabat sebagai Direktur Rumah Sakit Lancang
Kuning di Pekanbaru, Riau. Dia memperjuangakan kesehatan ODGJ. Sebelumnya rumah
sakit ini menerima pasien dengan masalah kejiwaan meskipun rawat jalan. Dibawah
managemen sang dokter terdapat layanan rawat inap.
Saya jadi berfikir, jika banyak orang sepeduli beliau,
mungkin banyak ODGJ yang terselamatkan. Dulu, tinggal di lingkungan saya, seseorang
yang awalnya dipresi karena istrinya memiliki hutang banyak tanpa ia ketahui,
lama-lama ia lupa dirinya. Lupa cara bekerja, lupa cara bersikap, dikuncilah
dalam kamarnya hingga orang tersebut meninggal dunia. Kepergiannya meninggalkan
cerita bahwa akses kesehatan belum menyentuh lapisan bawah.
Sebaliknya, sang dokter membuka akses itu lebar-lebar untuk
kaum marjinal. Dengan menyediakan layanan rawat inap. Berikut fasilitas
lengkapnya, kurang lebih ada 50 tempat tidur khusus pasien sakit jiwa.
Rumah sakit akhirnya bekerja sama dengan dompet Dhuafa, untuk
memayungi masyarakat dengan gangguan jiwa tetapi dalam kondisi kurang mampu.
Dengan mendirikan program ODGJ Asuh dibawah bimbingan dr. Pradipta langsung.
ODGJ Asuh
ODGJ asuh yang dibuat oleh Dr. Pradipta bertujuan untuk
merawat yang mengalami gangguan jiwa atau ODGJ, mulai dari konsultasi,
perawatan hingga sembuh serta diberikan keterampilan dan pendampingan setelah
sembuh hingga mereka siap untuk kembali ke masyarakat.
Tak jarang ODGJ yang telah turun ke jalan sangat sulit
kembali ke keluarga. Alih-alih makin sembuh, terkadang penolakan dari keluarga
sendiri bisa membuat depresi. Sang dokter memberikan dukungan secara
berkelanjutan untuk memutus stigma yang ada di masyarakat sehingga bisa kembali
pulih dan diterima di masyarakat.
Selanjutnya, RS Lancang Kuning berganti nama RS Lancang
Kuning Dompet Dhuafa. Banyak pasien kesehatan jiwa yang berasal dari kalangan
bawah. Untuk itu Rumah Sakit bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti Dinas
Kesehatan, Dinas Sosial, RSUD dan RSUS, Puskesmas terkait, serta berkolaborasi
dengan berbagai lembaga filantropi lainnya.
SATU Indonesia Awards
Saya pribadi salut sama kegigihan Dr. Pradipta, penyembuhan
Orang dengan Gangguan Jiwa tentunya sangat lama. Bervariasi ada yang cepat,
tetapi tak jarang butuh waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.
Kegigihan Dokter memperjuangkan Kesehatan ODGJ mendapatkan apresiasi
dari Astra, dalam event bergengsi SATU Indonesia Awards. Tahun 2020, kategori
Kesehatan. Asal daerah Riau. Dengan tema kegiatan, Kesehatan ODGJ (orang dengan
gangguan jiwa).
Teruslah bergerak, teruslah berdampak Dok, Meskipun sekarang
sudah berada di Rumah Sakit yang baru, tetapi melalui postingan beliau, ia
terlihat tetap konsisten untuk membantu kaum marjinal.
Fyi, untuk teman-teman yang menginspirasi seperti Dr,
Pradipta ada bidang Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan, dan
Teknologi yang bisa diikuti. Terus berdampak untuk lingkungan meskipun melalui
hal sederhana ya!
Penutup
Nah, itulah cerita Dr. Pradipta Suarsyaf dalam memperjuangkan
kesehatan ODGJ. Semoga menginspirasi kita semua. Langkah-langkah kecil yang
konsisten menjadi sesuatu yang luar biasa kelak.
Dan setelah saya baca-baca cerita tentang Dr. Pradipta, saya
pribadi jadi berfikiran, orang termasuk ODGJ kalau diperlakukan baik juga akan
menjadi baik dan tidak perlu ditakuti. Setidaknya, stigma buruk ODGJ berkurang.
Jika ada keluarga atau tetangga, mengalami gangguan jiwa
sebaiknya, disarankan untuk mengikuti program rehabilitasi, lakukan perawatan
di rumah sakit, agar bisa pulih, sebab memasung atau mengurung di dalam rumah
akan memperparah mental pasien.
Bagaimana jika tidak ada biaya? Mencari rumah sakit yang
bekerja sama dengan dinas sosial atau Dompet Dhuafa, seperti Rumah Sakit
Lancang Kuning, Riau.
#APA2025-ODOP
Posting Komentar
Posting Komentar